JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan akan mengalihkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk percepatan perbaikan jalan penghubung Desa Nanggerang-Mukapayung yang terputus total akibat longsor.
Kebijakan ini menjadi langkah darurat setelah akses utama warga di Kampung Bangsaya dan Kampung Wangsaya, Desa Nanggerang, lumpuh sejak Kamis (4/12/2025) malam.
Longsor tersebut terjadi menyusul hujan deras berkepanjangan yang mengguyur kawasan tersebut sejak siang hari, menyebabkan tebing penyangga jalan melemah dan akhirnya amblas. Peristiwa itu menyeret badan jalan selebar enam meter sepanjang kurang lebih 15 meter, membuat jalur penghubung tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Baca Juga:Sabet 5 Penghargaan BI, Bank Mandiri Tegaskan Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi NasionalSukses Menggelar Dikreg LIV Sesko TNI TA 2025, Begini kata Panglima
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah KBB, Ade Zakir, menegaskan pentingnya jalur tersebut bagi mobilitas warga di tiga desa. Karena itu, penanganannya langsung masuk dalam prioritas pemerintah daerah.
“Ini akibat hujan sangat deras. Masyarakat pun sudah berbondong-bondong merenovasi dan membuat jalan sementara agar minimal roda dua bisa lewat,” ujarnya, Sabtu (6/12/2025).
Menurut Ade, pemerintah langsung menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk meninjau lokasi serta menyiapkan rencana penanganan darurat. Selain itu, langkah renovasi jangka panjang akan dikaji agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami tugaskan Dinas PUTR melakukan pengecekan dan mengkaji langkah renovasi jangka panjang. Karena ini jalur sangat vital menghubungkan masyarakat Karyamukti dan Nanggerang menuju Mukapayung, maka pekerjaan perbaikannya kita dahulukan karena sifatnya mendesak,” tegasnya.
Ade memastikan, pembiayaan awal untuk penanganan darurat akan diambil dari pos BTT. “Kita lakukan pergeseran BTT menjadi kegiatan di Dinas PU sebagai langkah mendesak,” imbuhnya.
Diketahui, sejak jalan amblas, kehidupan warga di dua kampung terdampak berubah drastis. Jalan yang menjadi satu-satunya akses menuju fasilitas pelayanan dasar kini tertutup total oleh material longsor berupa tanah, batu besar, hingga potongan akar dan pepohonan.
Kepala Desa Nanggerang, Rahmat Wibowo, menjelaskan bahwa longsor terjadi begitu cepat.
“Tebing penyangga jalan yang lembek akibat tingginya curah hujan amblas dan menyeret badan jalan sepanjang 15 meter dengan lebar sekitar enam meter,” ujarnya.
